“mah... kasian si Ani ditinggal pacarnya sebulan...biasanya diapelin mulu tiap hari, jadi heboh deh dia minta diajakin kalau mba mau maen katanya...” ntah lah kenapa sore itu tiba-tiba aku nyeletuk tentang ini.
“makannya yah kenapa sekarang banyak perempuan selingkuh... yang dicarinya rasa aman sih...”
Mendengar jawaban mamah dengan nada ketus langsung tidak berniat melanjutkan topik yang tadi. Termenung.. mencari alasan yang cukup logis untuk menyanggah pernyataan tadi tapi tanpa disadari semakin mencari semakin setuju dengan apa yang mama bilang.
Semakin setuju karena ditambah tiba-tiba ingat apa yang nenek pernah bilang... ingat apa yang buguru ajarkan waktu masih memakai putih biru... tiba-tiba mengerti apa yang papah bicarakan menjelang akhir ramadhan kemarin....
Hubungan antara laki-laki dan perempuan... baik yang mereka sebut pacaran ataupun sudah sampai pada yang namanya pernikahan...
Indahnya adalah ketika bagaimana saling melindungi.. menjadi orang yang ada di list nomer satu ketika dibutuhkan..
Tapi kenapa kebanyakan orang lupa bahwa ada kisah siti hajar yang ditinggal Nabi Ibrahim AS karena perintahNya dalam keadaan hamil dan berhasil membesarkan anaknya serta tetap menjaga sucinya seorang istri sampai akhir hayatnya. kisah itu bukan dikenang hanya karena ada air zam-zamnya dan kita peringati setahun sekali dengan menyembelih kambing atau sapi...
Kisah itu juga meyakinkan kalau seorang perempuan adalah orang yang ada dibaris depan merelakan laki-lakinya untuk apa yang disebut perjuangan..
Sempurna ketika seorang perempuan hidup bahagia dengan lelaki yang lebih mapan... lebih berada.. atau setidaknya sebagai kaum perempuan kita tidak lagi harus memikirkan besok harus makan apa..
Bagaimana dengan makhluk Allah yang bernama Siti Khadijah.. Saudagar yang terkenal kaya raya pada zamannya tanpa berfikir panjang menghabiskan hartanya untuk berlangsungnya perjuangan seorang Muhammad SAW. Dan ketika semuanya habis.. barulah ia menangis.. menangis karena tidak ada lagi yang ia bisa berikan kepada suaminya...
Sulit memang benar-benar meresapi kata rezeki itu datang dari yang Maha Memberi karena selalu ada labelisasi monopoli.
Tentram ketika seorang istri bisa bermakmum kepada suami. Dikalangan selebritis malahan istilah ini beken bagaimana lelaki adalah ‘imam’ bagi perempuannya. Really dream of this thing...
Tapi tunggu gin.. ada satu lagi yang hampir tidak terlihat. Suatu cerita dari dataran mesir sana.. bagaimana istri seorang Firaun yang kekejamannya diakui oleh semua orang tapi bisa tetap menjadi Hamba Allah yang taat. Seorang Siti Sarah seorang istri yang tetap patuh namun teguh pendiriannya.
Iyaa,
Pernikahan suatu hari nanti bukan mencari tempat bersandar baru...
Lelakiku nanti bukan yang selalu ada mengantar jemputku...
Bukan selalu yang membawaku ke negri dongeng tentang seorang putri bertemu pangeran dan bahagia bersama anak-anaknya yang lucu...
Lelakiku tidak harus melulu menyuguhkan kebahagiaan dengan segala bentuk kemesraan baik dalam betuk kecupan atau pelukan....
Tapi seseorang yang akan berdiri tegak bersama dengan masing-masing kewajibannya tanpa melupakan apa yang namanya perjuangan...
Tidak selalu bergandengan tangan... tapi sama-sama melangkah dalam kebahagiaan..
Karena pada akhirnya semua orang pasti setuju kalau hidup ini tiap detiknya adalah berjuang..
Sekarang semuanya bukan lagi dongeng pengantar sebelum tidur mah...
Bukan lagi pelajaran sejarah yang harus dihafal lalu ada ujiannya...
Tuhan yang Maha Adil...
Melihat tiga wantia pilihan ciptaanMu sekarang seperti melihat pohon sangat tinggi yang tidak terlihat ujungnya...
Lelah dan hanya bisa tengadah...
Namun yakin.. ayatMu adalah janji tentang kebahagiaan...
Sekarang hanya tinggal bagaimana aku mendekatinya bukan?
Perjalankan..Walaupun itu perlahan..
No comments:
Post a Comment