Kami perempuan berenam seringkali dibuat kering giginya karena hanya bisa tersenyum saat mengobrol dengan bapa-bapa disini sampai larut pagi. Yeah.. saya mengacungi dua jempol untuk stamina bapa-bapa disini, bagaimana tidak selepas isya biasanya mereka kumpul di Balai Desa untuk bermain tetepakan (badminton) dan itu biasanya berakhir sampai jam 3 pagi. Sesekali kami berenam (perempuan) ikut kalau ada kepentingan melobi beberapa aparat Desa disana.Dan ya itu.... hanya dengan kekuatan sabar kami bisa meladeni celoteh... cerita masa muda... atau cerita tentang istri-istri mereka yang ga tau kenapa tidak pernah selesai dan sesekali diulang-ulang. Yang bisa kami berenam lakukan hanya tersenyum menahan kantuk yang luar biasa dan kalau sudah benar-benar tidak tahan kami salang memberi tahu lewat SMS : Hayu pulang... tunduh!
Saya sempat dibuat sedikit kaget ketika menemukan bahwa rokok dan kopi adalah dua hal yang tidak pernah luput tiap harinya ditengah-tengah obrolan hangat yang sering terjadi. Bisa dibilang tidak mengenal tempat dan waktu. Gimana engga di sini suatu hal yang sangat lumrah seorang Guru SD mengajar sambil menghisap tembakau yang dilinting itu dan menyuruh salah satu muridnya membuatkan kopi untuknya. Tidak hanya itu di Mesjid sekali pun.. setelah sholat teraweh yang kilatnya bukan main ( 23 rokaat = 30 menit) rokok dan kopi adalah barang wajib, di dalam masjid yang katanya tempat ibadah sekalipun.
Saya juga sering tersenyum geli dengan tingkah laku bapa-bapa disini yang bisa dibilang lebih bawel dari pada ibu-ibunya. Jarang sekali disini menemukan gerombolan ibu-ibu berkumpul dengan rentetan kabar-kabur dan gunjingan-gunjungan khas ibu-ibu arisan. Tapi menemukan bapa-bapa yang sedang bergerombol dan mencari informasi apapun tentang siapa kembang Desa yang baru meninggalkan Desa untuk mengadu nasib di Kota atau mencari tahu berapa jumlah istri si anu atau mencari tahu lagu dangdut terbaru apa yang sering diputar selain Keong Racun.. mau mencari seputaran hal itu? Cari saja gerombolan bapa-bapa yang tidak lepas dari rokok dan kopi..
Nah kalau yang satu ini tentang kami berenam dengan empat laki-laki yang masih dari kampus yang Sama. 37 hari disini, kami berenam berhasil mematahkan argument bahwa perempuan itu lebih Pundungan dan Ribet! Ahahahahaha... entah kenapa saya selalu tersenyum lebar kalau membayangkan yang satu ini. Kami berenam sering dibuat kewalahan dengan aksi pundung cowo-cowo sekelompok kami. Mulai dari yang tiba-tiba diam seribu bahasa, tiba-tiba pulang ke Bandung tanpa permisi hanya meenjelaskannya lewat 160 karakter layar HP, tiba-tiba menjawab semua pertanyaan dengan “ Terserah...”
No comments:
Post a Comment