Saya dan Dosen saya

Ini cerita saya dan dosen saya saat mata kuliah terkhir sebelum saya liburan... Kuliah malam tentang resume materi perkuliahan sebulan ini..

Kuliah malam ini dosen saya datang terlambat. Tapi kuliah tetap saja diadakan walaupun itu jam saya untuk melakukan kegiatan lain. Tak apalah pikir saya.. Dosen saya ini orang sibuk soalnya, sedangkan saya kan hanya mahasiswa yang banyak waktu luangnya. Dia bilang ko’ alasannya kenapa dia terlambat, ya itu karena kesibukannya yang segudang.

Dosen saya membuka kuliah ini dengan menyuruh saya menjelaskan apa yang telah saya baca pada malam sebelumnya dan apa yang saya dapat dari matakuliah  kemarin. Tidak boleh menawar saya langsung menjelaskan apa yang saya mengerti dari kuliah kemarin dan dari apa yang saya baca. Dan penjelasan itu murni dari sudut pandang saya dan pemahaman saya, benar saja Sedikit koreksi sana-sini pada penjelasan saya dan penjelasan saya tadi menjadi tema perkuliahan Kali ini.

Dan mulailah kuliah yang sebenarnya.. Dosen saya banyak mengkoreksi apa yang kami lakukan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Kenapa saya tak lekas mengerti mata kuliah yang ia berikan sehingga harus mendapatkan teguran keras dari dosen lain. Banyak pelajaran yang saya ambil pada kuliah kali ini. Yah walaupun tidak lebih dari don’t do that... stop doing this... Have to be like those... seharusnya saya begini.. dan sepatutnya saya tidak boleh begitu... iya memang seputaran itu saja pelajaran yang saya dapat. Tapi setidaknya saya tahu bagaimana menjadi individu yang lebih baik dan benar. Disinilah saya merasa gap terbesar antara dosen dan mahasiswanya yaitu pengalaman hidup. Tapi kenapa yah dosen tidak pernah bertanya kenapa saya melakukan itu... kenapa saya punya pandangan seperti itu... apa yang membuat saya bersikap seperti sekarang... dan kenapa saya tak kunjung mengerti mata kuliah ini...Ah sudahlah mungkin tugas dosen hanya seperti itu. Kuliah dalam kelas itu bicara tentang bagaimana sudut pandang dosen terhadap ilmu yang kita kaji bukan? Kalau tentang ilmunya sendiri... ya banyak baca dan kerjakan tugas pasti kita mengerti!

Ini yang tidak pernah ketinggalan! Intermezo perkuliahannya.. entah lah saya sangat suka bagian ini..disaat dosen saya bercertita apapun tentang dirinya yang tidak ada sangkut pautnya tentang materi. Pokonya dari banyak cerita satu kesimpulan saya..”wah dosen saya orang hebat yah... bisa melakukan itu semua!” Tapi kenapa yah saya tidak pernah punya kesempatan untuk bercerita tentang diri saya? Hmm.. pernah saya bercerita tentang kegiatan baru saya, tapi komentarnya dingin saja “ itu hal yang biasa nak..” Dan dia langsung melanjutkan ceritanya yang makin menguatkan kesimpulan saya bahwa dia orang hebat.

Hampir akhir kuliah, seperi biasa kalimat yang diajukan adalah “ Apakah ada pertanyaan?” berkali-kali dosen saya mengajukan kalimat tersebut. Beliau hendak memastikan apakah saya benar-benar mengerti tentang perkuliahan yang dia berikan. Tapi entahlah kuliah terakhir ini tidak membuat saya ingin banyak bertanya. Pikiran saya masih berkutat dengan materi kuliahnya yang tadi dia sampaikan. Tentang bagaimana seharusnya saya hidup dan tentang saya yang salah.  

Oh iya ada satu lagi yang belum saya ceritakan pada Tapi entah lah ini adalah bagian yang paling saya tidak suka pada perkuliahan kali ini. Saat dosen saya menunjuk salah satu teman saya.. “ hei kamu yang kulitnya makin menghitam.. ternyata kamu tidak ada bedanya yah dengan si Dadang.. sama-sama masih punya pikiran paling pendek dikelas ini..” hmmm... bukan karena beliau memanggil teman saya hitam ko (yang ini justru saya setuju kalau teman saya memang makin hitam) tapi entahlah saya tidak suka caranya membandingkan mahasiswa.tapi Ini subjektif perasaan saya yang tidak suka dibanding-bandingkan ko’

Ah sudahlah kuliah malam sebelum lebaran datang memang kuliah yang tidak akan pernah saya lupa. Belajar mengenai pandangan hidup seorang dosen yang membuat saya mengakui kalau malam ini saya harus menerima kalau saya salah dan dosen saya benar. Dan membuat saya ingin menjadi mahasiswa yang lebih baik...

Terimakasih wahai dosen..