Ini bukan tulisan milik saya, tapi....Berkali-kali baca ini, berkali-kali saya termenung...
Sedikit Tersindir?! Bisa jadi...Berkali-kali juga saya berdo’a ....
Allaahumma ajirnii minan-naar Ya Muqolibul qulub..
“Ya Allah Selamatkanlah aku dari api neraka wahai yang maha membulak-balik hati..”
Lingkunganku di dalam kota ini makin berubah saja, setidaknya jika kubandingkan dengan jaman SMP ku dulu. Tak hanya soal tata ruang ataupun percepatan model alat-alat elektronik,termasuk tentang prilaku manusia yang seakan bergerak mundur menyerupai zaman purba.
Sepertinya orangtua akan semakin kewalahan memantau anak-anak mereka di tengah zaman nan keparat ini. Para orang tua tak berani membayangkan anaknya masuk tayangan TV tentang puluhan reserse yang menyeret anak-anak muda peserta transaksi narkoba. Lalu, rumah dijadikan jeruji yang dianggap aman. Padahal hidup yang sebenarnya ada di tengah lingkungan. Dan anak-anak muda mengetahuinya. Mereka sudah berusaha membuat kunci duplikat, bahkan ketika pintu rumah belum dibuat. Tapi menurutku, sikap orang tua tersebut adalah suatu kewajaran. Siapa tak merasa jeri ketika lingkungan semakin terasa rawan bagi anak-anak yang sebelumnya berada dalam kungkungan keramahtamahan.
Kau tahu aku tak sedang berbicara tentang orang tua, tapi tentang kaum muda. Sekarang, aku mengajakmu beranjak pada soal penilaian cinta. Sebenarnya aku tak ingin menyempitkan makna cinta itu melulu tentang hubungan lelaki dan perempuan. Tapi bahasan ini akan lebih menarik jika kau sajikan di tengah masyarakat mendayu. Dalam konteks tersebut, ada yang bilang bahwa urusan cinta itu mahal harganya. Namun, tahukah kau bahwa disini menu murahnya pun terserak di mana-mana?
Sepertinya orangtua akan semakin kewalahan memantau anak-anak mereka di tengah zaman nan keparat ini. Para orang tua tak berani membayangkan anaknya masuk tayangan TV tentang puluhan reserse yang menyeret anak-anak muda peserta transaksi narkoba. Lalu, rumah dijadikan jeruji yang dianggap aman. Padahal hidup yang sebenarnya ada di tengah lingkungan. Dan anak-anak muda mengetahuinya. Mereka sudah berusaha membuat kunci duplikat, bahkan ketika pintu rumah belum dibuat. Tapi menurutku, sikap orang tua tersebut adalah suatu kewajaran. Siapa tak merasa jeri ketika lingkungan semakin terasa rawan bagi anak-anak yang sebelumnya berada dalam kungkungan keramahtamahan.
Kau tahu aku tak sedang berbicara tentang orang tua, tapi tentang kaum muda. Sekarang, aku mengajakmu beranjak pada soal penilaian cinta. Sebenarnya aku tak ingin menyempitkan makna cinta itu melulu tentang hubungan lelaki dan perempuan. Tapi bahasan ini akan lebih menarik jika kau sajikan di tengah masyarakat mendayu. Dalam konteks tersebut, ada yang bilang bahwa urusan cinta itu mahal harganya. Namun, tahukah kau bahwa disini menu murahnya pun terserak di mana-mana?
Menurutku, keseringan pasangan anak muda bahkan terlalu sempit mendefinisikan nya dalam tahapan yang sederhana. 2 minggu kau berbalas pesan sngkat dan telepon dengan kutipan kata-kata indah, cukup membuat suasana hatimu nyaman dan terasa spesial. 1 bulan berikutnya, kau penuhi oleh interaksi berupa perhatian lebih sesambil meresapi lagu melayu. hingga akhirnya kau memutuskan untuk hubungan yang lebih dekat dan mulai mengambil kesimpulan untuk merasa kesepian jika tanpa biduanmu. di saat itulah kau akan lebih mudah untuk mengatakan "sayang". Inilah yang membuatku befikir bahwa cinta pengertian anak muda adalah ihwal suasana yang dibuat. Perihal cinta pada pandangan pertama? aku lebih melihatnya adalah obsesi atau nafsu alamiah, karena kuyakin itu adalah justifikasi penilaian luarmu berdasarkan indra penglihatan. Lalu bagaimana dengan hubungan yang mampu bertahan sampai bertahun lamanya? Tak perlu berpura-pura, banyak kisah asmara justru berujung pada hubungan fisik dewasa. Lantas apakah ini kesimpulan sederhana nya ? kelamin uber alles (*baca. salah satu judul lagu the panas dalam)
Itulah kenapa aku curiga, jangan-jangan pilihanmu untuk pacaran justru karena gaya hidup sekarang. Aku mulai bertanya. Apa yang kau cari dari suatu hubungan? Jika kau jawab kenyamanan, kenapa kau bilang saat sendiri pun kau merasa tenang? Jika kau jawab suasana, kenapa kau pernah katakan bahwa pacaranmu sering diwarnai pertengkaran dan kau lebih menjadi dirimu saat besama temanmu? Jika kau jawab masa depan hubungan keluarga, kenapa kau akhirnya berganti-ganti pasangan juga terkadang pilihan hatimu berubah? Dan jika kau jawab persetubuhan, kusarankan kau bayar saja perempuan di kompleks pelacuran agar lebih praktis. So?
Itulah kenapa aku curiga, jangan-jangan pilihanmu untuk pacaran justru karena gaya hidup sekarang. Aku mulai bertanya. Apa yang kau cari dari suatu hubungan? Jika kau jawab kenyamanan, kenapa kau bilang saat sendiri pun kau merasa tenang? Jika kau jawab suasana, kenapa kau pernah katakan bahwa pacaranmu sering diwarnai pertengkaran dan kau lebih menjadi dirimu saat besama temanmu? Jika kau jawab masa depan hubungan keluarga, kenapa kau akhirnya berganti-ganti pasangan juga terkadang pilihan hatimu berubah? Dan jika kau jawab persetubuhan, kusarankan kau bayar saja perempuan di kompleks pelacuran agar lebih praktis. So?
Aku setuju tentang perempuan identik dengan korban dalam kasus ini. Selain karena kaum hawa yang seringkali bersikap labil, juga karena lelaki ditakdirkan mahir untuk mendapatkan simpati wanita. Itulah mengapa kita lebih sering mendengar istilah playboy.
memang, manusia mengalami metamorfosa kehidupan. Lumrah sekarang, kaum muda begadang menonton sepakbola lewat layar-layar kaca. Perempuan muda sibuk memantau model rambut selebritis idolanya. Para ibu-ibu selalu sigap agar tak sekalipun tertinggal rangkaian sinetron yang berjilid. Bocah-bocah berkhayal menjadi sosok pahlawan bertopeng. Di lain tempat, propaganda terus mengalir tentang gaya hidup terkini ; pakaian serba minim, serba ketat, dan serba memamerkan tonjolan sama dengan mampu membuat tubuh jadi cantik. Namun, aku tak cukup tahu kebutuhan mereka yang sebenarnya di zaman yang serba terbuka ini.
Aku lantas ingat pada kaum perempuan muda seusia belasan dan dua puluhan yang jumpalitan dihajar musik gedubrak di diskotek malam dan memaksa untuk terlihat manja dan seolah-olah putri dunia. Bicara mereka kemana-mana : “Atmosphere cafe right? Jam 8 malem lho yah!” , “Hape mu koq taun jebot banget ,sih!”, “Makanan apaan neh, gak berkarakter banget gitu lho!”. Aku sering terhenyak dan bekomentar sebentar: ternyata memang ada manusia seperti ini. Mereka agaknya lupa bagaimana menjalani jalan hidupnya sebagai perempuan yang seharusnya digarap apik. Perlu mereka tahu juga bahwa dunia membutuhkan orang-orang yang memakai nalar dan tahu diri.
Jika aku tak memberikan solusi, tapi seharus mungkin jangan seperti itu yah. Aku mencemaskanmu menjadi bagian dari apa yang tertera dalam berita ini :
Aku lantas ingat pada kaum perempuan muda seusia belasan dan dua puluhan yang jumpalitan dihajar musik gedubrak di diskotek malam dan memaksa untuk terlihat manja dan seolah-olah putri dunia. Bicara mereka kemana-mana : “Atmosphere cafe right? Jam 8 malem lho yah!” , “Hape mu koq taun jebot banget ,sih!”, “Makanan apaan neh, gak berkarakter banget gitu lho!”. Aku sering terhenyak dan bekomentar sebentar: ternyata memang ada manusia seperti ini. Mereka agaknya lupa bagaimana menjalani jalan hidupnya sebagai perempuan yang seharusnya digarap apik. Perlu mereka tahu juga bahwa dunia membutuhkan orang-orang yang memakai nalar dan tahu diri.
Jika aku tak memberikan solusi, tapi seharus mungkin jangan seperti itu yah. Aku mencemaskanmu menjadi bagian dari apa yang tertera dalam berita ini :
http://berita.kapanlagi.com/hukum-kriminal/setiap-jam-300-kasus-aborsi-terjadi-di-indonesia-pld2uqz.html
Oleh Hakim Rahman Arif pada 31 Agustus 2010 jam 1:08
Oleh Hakim Rahman Arif pada 31 Agustus 2010 jam 1:08
No comments:
Post a Comment